Turunkan Harga Kebutuhan Menjelang Lebaran

JARINGAN BMI-HK CABUT UUPPTKILN NO. 39/2004

C/o APMM, G/F, No. 4 Jordan Road, Kowloon, Hong Kong SAR Fax: 27354559

“DESAK PEMERINTAH SEGERA TURUNKAN HARGA KEBUTUHAN  MENJELANG LEBARAN, BMI HONG KONG GELAR ISTIGHOTZAH"

Sebanyak 200 Buruh Migran Indonesia menggelar istighotzah di depan kantor Konsulat RI di Hong Kong, minggu, 4 Agustus 2013, pukul 1-3 siang. Buruh Migran duduk di emperan di depan kantor konsulat berdoa  dan tahlil bersama sebagai wujud keprihatinan atas naiknya harga kebutuhan pokok di tanah air. “Kenaikan semua harga  sangat berimbas kepada kami diluar negeri. Gaji kami tidak mengalami kenaikan memadai, sementara keluarga meminta tambahan kiriman.  Belum lagi kami masih harus menanggung berbagai macam aturan pemerintah yang pasti mengeluarkan uang  tidak sedikit seperti mandatory  KTKLN,  asuransi TKI dan medikal check up, biaya penempatan dan biaya agen yang mahal setiap kali pengurusan kontrak. Untuk pulang kami harus berfikir puluhan kali" jelas Sringatin, juru bicara  JBMI dalam pidatonya setelah doa.
Sringatin menilai SBY dan kabinetnya harus bertanggung jawab akan musibah ini. Pelonjakan harga  membuat rakyat miskin semakin tidak berdaya dan sengsara."Tidak benar jika dikatakan Indonesia  krisis minyak apalagi pangan ditengah  kekayaan alam yang melimpah.  Harga pangan melambung dikarenakan kenaikan BBM dan monopoli pengusaha atas hasil pertanian. Para tengkulak dunia itu membeli dengan harga murah dan menjualnya dengan harga tinggi. Padahal  upah rakyat tidak naik. Lalu bagaimana kami harus bertahan hidup?" tegasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Mohamad Daud dari Kontras.  Beliau menghubungkan  maraknya korupsi sebagai salah satu factor terjadinya kenaikan harga. Ia juga menyampaikan  lambatnya sikap tanggap pemerintah  dalam menyikapi musibah kenaikan harga dan mendorong Buruh Migran untuk memanfaatkan semua akses pemerintah guna menyampaikan tuntutannya.
Nina dari Assosiasi Pemuda Kristen Sedunia untuk kawasan Asia Pasifik,  menyampaikan rasa trenyuhnya terhadap kenaikan harga menjelang Eidul Fitri. “Ini adalah cobaan berat bagi rakyat dan kita harus bersatu  menuntut hak-hak rakyat agar pemerintah mendengarkan tuntutan kita “ jelasnya dalam solidaritas singkatnya.
"Jika ingin meringankan beban kami, maka sebaiknyalah pemerintah segera menurunkan semua harga kebutuhan rakyat. Jika beban keluarga kami berkurang maka beban kami diluar negeri juga lebih ringan" tegas Ganika Diristiani, juru bicara JBMI dalam orasinya mengakhiri program.Massa aksi juga membuat poster bertuliskan "Harga barang naik Rakyat Tercekik", "turunkan harga kebutuhan Rakyat sekarang juga", Ringankan beban kami dan Keluarga" dan "pangan untuk Rakyat bukan pengusaha". Istiqhotsah ditutup dengan pembacaan sebuah puisi berjudul “kemerdekaan anak negri yang masih dikebiri“ dan lantunan sholawat. Massa aksi bubar secara damai.

0 comments :

Post a Comment

Mari Kita berdiskusi, apa pendapatmu. Ditunggu komentarnya kawan

Cancel Reply

Setia Di Garis Massa